Judy seorang bungsu dari 3 bersaudara dan dari keluarga yang menurut orang terhormat. Ayahku adalah seorang pembohong dan perayu besar, dia juga anak bungsu dari 4 saudara laki – laki. Jadi dia dianggap seorang yang mulia sesuai anggapan orang sekitarnya. Ibu pun dirayunya hingga ia mau menikah dengan ayahku si mulut besar. Judy lahir ketika perang berakhir dan Inggris negarJudy sedang gembira karena lepas dari penderitaan. Tapi tidak bagiku, 16 Mei 1945, adalah awal penderitaanku dimulai.
Orangtua Judy sudah tidak mengurus bagaimana keadaannya dan kedua kakak perempuannya. Mereka selalu sibuk dengan kehidupan mereka masing – masing. Mereka juga sibuk dengan selingkuhan mereka. Hal itu begitu jelas dengan Ibu yang kabur dengan Paddy dan meninggalkan mereka. Mungkin Ibu berpikir bahwa Ayah akan mengurus mereka, tetapi Ayah menitipkan kami pada tetangga kami. Hari itu kami awal kami ditinggalkan selama 7 minggu tanpa makanan, cahaya, dan api.
Beberapa setelah penderitaan 7 minggu itu, Ibu kembali. Ayah memberi peraturan agar Ibu tidak kembali lagi pada Paddy. Namun suatu hal buruk terjadi, pada suatu hari, Ibu dan Paddy tengah bermesraan di ruang perapian dan datanglah seorang yang tidak diharapkan. Dia Ayah Judy, langsung saja dia menarik dan membawa Judy pergi meninggalkan kedua saudara Judy yang telah menjadi belahan hidupku, hal itu dia lakukan untuk memberitahu pada Ibu bahwa dia dapat mengurus Judy tanpanya.
Ayah menyeret Judy dengan sangat kasar hingga Judy tak sadar bahwa Judy sedang di rumah ayahnya. Ketika Judy membuka mata untuk pertama kalinya, dia melihat seorang wanita yang bisa Judy tebak, bahwa dia selingkuhan ayah. Seorang wanita ini bernama Freda. Sejak Judy tinggal bersama mereka, hidup mereka susah dan tidak punya rumah. Hingga Freda mengenal seorang pasangan tua yang membutuhkan pegawai toko. Maka kami sekeluarga menghadap pada mereka, ketika itu ayah merayu dan mengeluarkan jurus tipuannya. Freda juga mendukungnya, tetapi Judy tidak berani berkata apa pun karena nanti ayah akan memarahi habis – habisan. Akhirnya kami dipersilahkan untuk tinggal di toko dan mengoperasikannya.
Suatu pagi, Freda mencengkeram lengan Judy dengan kasar dan membawa Judy ke luar pintu belakang. Dia menyuruh untuk tetap berdiam diri di halaman belakang hingga dia menyuruh masuk kembali. Akhirya Judy berdiri dan tidak bergerak karena takut dimarahi. Tetapi hawa dingin yang menusuk badan tak dapat Judy tahan hingga akhirnya Judy bersembunyi di bawah lubang yang lembap. Mulai hari tu Judy mencoba untuk mengabaikan rasa lapar yang menggoroti tubuhnya, hingga kadang kala Judy terpaksa meminum air WC yang ada di halaman belakang.
Setiap hari yang Judy lakukan hanyalah bermain seorang diri di halaman belakang. Namun suatu hari Judy bermain lompatan hingga sepatuku masuk ke dalam jeruji. Judy begitu panik dan takut, Judy berusaha dengan sekuat mungkin untuk mengambilnya tetapi hanya satu yang bisa diambil. Ketika sadar jika baju Judy sangat kotor akibat Judy merunduk mengambil sepatu, Judy lebih panik karena Freda pasti memarahi dan memukulnya. Saat Freda menyuruh Judy masuk, dia melihat keadaannya yang begitu buruk. Tetapi dia tidak iba sama sekali, malahan dia menyuruh Judy untuk mengambil sepatuku, sempat juga dia menginjak punggungku agar Judy bisa mengambilnya. Tetapi hal itu percuma, akhirnya Freda mengambilkannya. Setelah Freda berhasil, dia membawa sepatu di sebelah kiri dan batangan tirai di sebelah kanan. Dia menampar Judy keras – keras dengan sepatu itu, membuat Judy terhuyung mundur dan kaget. Dia menyuruhku untuk ke atas, namun saat Judy berbalik, dengan ganas Freda memukul belakang kaki dengan batangan tirai. Judy roboh ke lantai dan meneruskan menaiki tangga dengan bertumpu pada kedua tangan.
Pada suatu malam, ayah pulang dan bertengkar dengan Freda. Judy belum siap tidur karena perutnya sangat lapar. Ketika Judy menemukan sebuah kotak berisi wafer, Judy memakannya dan tanpa disengaja Judy menjatuhkannya dan membuat Freda dan ayah menemukannya. Mereka begitu marah melihat Judy dan Freda mengeluarkan semua hal buruk tentang Judy. Ayah langsung membawa Judy ke bawah dan mengikatnya pada kursi. Seketika itu juga dia langsung menyodokkan pada Judy seseondok berisi batubara bekas perapian. Ayah memaksa Judy untuk memakan dan setelah Judy berhasil memakannya dengan nafas terengah – engah dan menangis. Tapi ayah belum puas, sehingga dia melepas jaketnya dan menghajar kepala Judy dengan jaket. Judy sangat tidak tahan dan bahkan tak sadarkan diri.
Keesokan paginya, Judy tak sanggup untuk mengangkat tubuhku, sehingga Judy menyeret untuk bergerak, namun Judy sudah tidak mampu dan akhirnya terjatuh. Mungkin Freda mendengar dan melihat Judy yang tak sadarkan diri, langsung menelpon ambulance. Di rumah sakit Judy langsung dioperasi dan Judy baru sadar beberapa minggu dengan keadaan diri yang diperban sepanjang kaki hingga kepala.
Akhirnya, setelah kejadian itu, Dinas Sosial memutuskan bahwa Judy akan tinggal di Panti Asuhan karena perbuatan kedua orangtuanya yang kejam. Di sana, Judy lebih sering meghabiskan waktu dengan bersembunyi di antara lemari buku di perpustakaan. Hal itu karena Judy takut untuk berbicara dengan orang lain karena telah diajarkan oleh orangtuanya untuk tidak banyak bicara.
Beberapa bulan, Ayahnya mengabil Judy dari panti asuhan karena Ibu telah melacak keberadaan Judy. Di sana Judy disekolahkan, tetapi di sekolah pada saat istirahat, dia lebih suka menghabiskan waktu untuk berdiri di dekat pagar karena tidak ada yang ingin berteman dengannya. Banyak hal yang telah Judy perbuat agar dia memiliki teman, namun tetap tidak bisa.
Freda memberi teman padaku, yaitu seorang anjing kecil yang Judy beri nama Gyp. Dari anjing inilah akhirnya Judy menemukan seorang tema baginya. Karena ketika dia mencari Gyp, dia mendapati Gyp sedang bermain dengan seekor anjing milik Edna. Mereka pun berkenalan dan akhirnya sering bermain bersama. Mereka sudah menjadi sahabat.
Suatu hari, Ayah dan Freda mengajak Judy ke pantai. Judy diletakkan pada suatu tempat dan tidak boleh bergerak ke mana – mana. Judy begitu takut dan meskipun perutnya sangat lapar, dia tetap berdiri dan tidak bergerak. Hingga sore mereka tak kembali untuk membawa Judy. Di pantai tinggal seorang pria separuh baya melipat kursinya dan berjalan ke arahku. Dia mencengkeram lengan Judy dan membawa ke tempat yang tinggi karena ombak pantai yang begitu besar. Judy mengira pria itu baik, tetapi pria itu memerkosa Judy dan setelah itu meninggalkannya. Bagi Judy yang masih berumur 8 tahun, hal itu sangat membuat gangguan psikologinya, namun dia tetap berjalan menuju halte dengan keadaan yang buruk dengan darah yang mencucur dari tubuhnya. Di halte dia menemukan orangtuanya dan mereka memarahi Judy karena Judy yang menghilang. Mereka pun kembali ke rumah.
Namun ayah dan Freda memiliki rencana dengan Keluarga Rippons yang begitu kaya untuk membuat usaha di Afrika Selatan. Hingga saat pulang sekolah, Freda membawa Judy ke salon untuk memotong rambut Judy seperti layaknya seorang tentara. Judy mengerti alasan Freda dan Ayahnya melakukan hal itu, karena Ibu Judy telah melacak keberadaannya dan telah memenangkan hak asuh Judy. Judy begitu senang tetapi hal itu semua berakhir, dengan mereka pindah ke Afrika Selatan. Hal yang terberat bagi Judy untuk pergi ke Afrika Selatan bukanlah pura – pura menjadi seorang laki – laki, tetapi lebih hancur ketika hal yang paling berharga dalam hidupnya dipisahkan dengan sengaja dengan Freda, seperti Gyp, Edna, boneka, buku.
Setelah di kapal, Judy dan keluarganya tinggal di kabin bahwa yang untuk kalangan miskin. Kabin itu saja dibayar oleh keluarga Rippons, yang bekerja sama dengan Ayah Judy untuk membuat sebuah usaha di Afrika Selatan. Selama di kapal, Judy selalu ditahan dalam kabin yang terbuat dari besi dan tidak diijinkan berbicara dengan orang lain, karena Ayahnya takut jika ada yang mengenalnya bahwa dia sebenarnya seorang perempuan.
Selama 4 minggu Judy berada di kabin yang begitu menyeramkan, akhirnya sampailah mereka di Afrika Selatan. Di sana Judy menjadi sangat disiksa karena setiap dia harus ke sekolah, dia tidak mengenakan baju yang seharusnya dipakai. Meskipun Judy tidak terlalu dipukuli oleh kedua orangtuanya, tetapi dia sangat kesepian di sana.
Hingga suatu hari, Judy kabur dari rumah dan pergi bergabung dengan sirkus. Di sana dia berteman dengan Carl, anak salah seorang pemain sirkus di sana. Judy sangat merasa nyaman dalam dunia sirkus, dia menemukan dunianya. Ayahnya belum menemukannya, sehingga dia masih santai. Namun pada suatu hari, Ayahnya mengetahui bahwa Judy berada di sana. Hingga Ayahnya menyeretnya pulang. Sekali lagi, Judy kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Sesampainya di rumah, Ayahya menghajar Judy habis – habisan. Hingga Freda menghentikan tindakan Ayah Judy, mungkin dia sadar bahwa Ayah bisa membunuhku.
Selama beberapa minggu, Judy terluka dan terbaraing lemah di atas tempat tidurnya. Di sana, Judy tidak terlalu diperhatikan oleh orangtuanya, meskipun dia luka parah. Judy berpikir, satu – satunya semangat hidupnya adalah Ibu kandungnya yang ada di Inggris. Sehingga, dia bertekad untuk mengerjakan sekolahnya dengan rajin hingga lulus dengan nilai memuaskan. Juga dia mengumpulkan uang dari bekerja paruh waktu.
Pada umurnya yang ke 17, dia lulus sekolah dan telah memiliki cukup banyak uang untuk berangkat ke Inggris. Dia meminta ijin kepada Ayahnya, namun hal menakjubkan terjadi, Judy dapat berbicara kepada Ayahnya tanpa grogi dan Ayahnya juga mengijinkannya. Maka Judy pun pergi ke Inggris dengan pesawat.
Sesampainya di Inggris, dia begitu kecewa dengan sambutan dari Ibunya. Namun, setelah tinggal beberapa hari dengan Ibunya, Judy merasa dia sangat tidak diharapkan di sana. Sehingga dia keluar dari rumah Ibunya dan hidup sendiri. Judy bekerja di sebuah pabrik makanan, awalnya. Namun beberapa hari, dia melihat iklan bahwa sedang dibutuhkan pemain sirkus trapeze. Dia langsung wawancara dan diterima, mulai dari sirkus barunyalah dia sukses. Sekarang dia telah pensiun dari sirkusnya dan membuat lembaga peduli anak di Afrika Selatan. Juga dia diberi tugas oleh pemerintah untuk membuat hal serupa di Mexico.
THE END
Senin, 02 November 2009
Resensi Novel 'STREET KID'
Diposting oleh It's My Life di 01.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar